:Thriving on Chaos (Meraih Sukses Disaat Krisis): Buku Panduan untuk Sebuah Revolusi Manajemen
: 978-979-078-323-2
: x, 654p.: il.; 23cm.
: Indonesia
Pengarang :Tom Peters
Mereka yang serius belajar dari krisis, akan menyikapi krisis secara pro aktif dan melihatnya sebagai sumber keuntungan bukan sebagai persoalan yang harus diharus dihadapi dengan dahi mengernyit. Artinya, meraih sukses di tengah krisis berarti mengatasi dan menghadapi krisis sehingga mampu melewatinya atau bahkan mencatatkan keberhasilan walau dalam perjalanannya kemudian banyak aral yang pastinya akan menghadang. Terdengar begitu reaktif memang, tetapi memang semangat itulah yang harus didorong untuk tampil sebagai pemenang.
Setidaknya demikian, ruh yang disuarakan oleh Tom Peters
dalam buku besutannya bertajuk Thriving on Chaos ini. Ketidakseimbangan
perdagangan yang besar, nilai mata uang yang merosot tajam, upah rill yang
menurun tajam, dan produktivitas suram yang menimpa negeri adidaya dunia,
Amerika Serikat melecutnya untuk membuat kajian
mendalam dan memberikan jalan keluar dari pusaran krisis yang hadir.
Industri negeri Paman Sam dalam buku ini digambarkan seperti
turbin yang terus bekerja dengan hembusan angin kuat dan derasnya air. Sejak
menahbiskan diri sebagai negeri harapan baru bagi semua orang pada 1776,
Amerika berkembang dan tumbuh dengan budaya untuk menjadi pemenang yang terukir
dalam doktrin selalu menjadi besar, kuat, dan terus bergerak.
Percaya Diri Boleh, Asal....
Bukan basa-basi, negeri ini selalu tampil terdepan dalam
kancah global. Mereka membangun pabrik baja terbesar, kilang minyak terbesar,
pabrik kimia terbesar hingga menahbiskan diri sebagai raksasa dari para jajaran
perakit otomotif terbesar di dunia. Amerika sukses membuat produk-produk dengan
harga bersaing dan menjelma sebagai negera benchmarking industri yang
mengedepankan model bisnis, produktivitas, dan efisiensi.
Namun hal itu tidak lantas membuat Tom berbangga.
Sebaliknya, ia melihatnya sebagai fatamorgana. Tidak lebih dari bayang-bayang
air yang tidak lantas membuat dahaga menjadi terobati. Amerika, ungkap Tom,
melakukan blunder besar karena terlalu fokus pada konsentrasi ekonomi skala
besar, volume tinggi, dan produksi massal saja, tetapi lupa mengejar
revitalisasi kualitas. Celakanya hal itu tanpa disadari telah berlangsung sejak
era pertanian booming di sana.
Berbeda halnya dengan negara-negara Eropa dan Jepang. Mereka
sangat menekankan pada kualitas. Hal itu dapat dilihat dari bagaimana mereka
mengoptimalkan tenaga kerja yang terampil (non-spesialisasi), serta pemanfaatan
tenaga kerja sebagai cara utama menambah nilai pada produk. Padahal, kualitas
dan fleksibilitas, prediksi Tom dalam buku ini, justru akan menjadi penanda
ekonomi yang berhasil di masa depan.
Inti utamanya adalah pada tataran ekonomi global yang baru
seperti terjadi saat ini. Hampir semua orang memiliki akses pada ide besar,
mesin, dan uang untuk mengubah suatu produk lebih di atas standar. Pertanyaan
yang harus dijawab kemudian adalah apakah memilih jalan di tempat dengan
mengikuti arus besar ekonomi global yang ada? Ataukah larut dalam kompetisi
atas dasar seberapa cepat dan seberapa baik suatu individu atau negara bisa
mengubah idenya menjadi produk yang lebih baik (revolusi)?
It’s Time to Change
Revolusi mungkin adalah kata yang paling sulit diterima bagi
kalangan pebisnis karen mereka memang memiliki alasan yang kuat untuk itu.
Namun demikian, kondisi kompetitif global saat ini begitu mengerikan. Era
dimana pengurangan pegawai hingga 10% dan peningkatan kualitas sebesar 20% acap
dilakukan oleh pebisnis, saat ini sudah menjadi masa lalu.
Tantangan saat ini adalah bukan lagi mendorong satu orang
cerdas untuk terlibat, tetapi mengajak semua orang terlibat dalam semua hal,
banyak melati, dan memperkenalkan rencana besar distribusi keuntungan. Kesemua
itu dirangkum dalam buku panduan bagi revolusi manajemen, Thriving on Chaos,
karya Tom Peters.
Buku ini menghimpun dan mengupas tentang revolusi manajemen
yang menantang segala yang kita tahu tentang cara mengelola sekaligus menantang
tradisi Amerika Serikat yang telah berumur lebih dari seratus tahun.
Relevansinya dengan era ini adalah tuntutan agar fleksibilitas dan kesenangan
akan perubahan menggantikan kecintaan lama pada sistem produksi dan pasar
massal, yang seluruhnya didasarkan pada suatu lingkungan yang relatif mudah
ditebak.
Berbekal pendalaman studi dan materi seminar eksekutif
berdurasi 5 hari, Implementing in Search of Excellence serta inspirasi luar
biasa dari buku A Passion for Excellence dan Search and Passion, Tom lalu
tergerak untuk menggali lebih dalam penerapan prinsip-prinsip sukses dan
keistimewaan manajemen melalui manifesto reformasi organisasi radikal, yaitu
buku revolusi manajemen, Thriving on Chaos
ini.
Resep Ampuh Bagi Dunia yang Terbalik
Dalam pemikirannya yang tertuang dalam buku ini, Tom
menjelaskan dengan gamblang lima area manajemen yang menjadi inti performa
dunia bisnis global, yaitu: (1) sebuah obsesi dengan daya responsif pada
pelanggan, (2) inovasi konstan di semua area perusahaan, (3) kemitraan
menyeluruh dan pembagian pendapatan dengan semua orang yang terhubung dengan
organisasi, (4) kepemimpinan yang mencintai perubahan dan mau berbagi serta
mengajarkan visi yang menginspirasi, (5) kendali melalui sistem dukungan
sederhana yang ditujukan untuk mengukur “hal yang benar” bagi lingkungan saat
ini.
Pada masing-masing sektor, kecuali poin terakhir (dalam 5
resep itu), ia menyajikan sepuluh resep ampuh. Keempat puluh lima resep itu,
tanpa kecuali merupakan seruan mendesak bagi dilakukannya reformasi radikal.
Misal, dalam kaitannya dengan pemangku kepentingan (stakeholder). Ia dengan
bijak memberikan resep bagi para bankir, peritel, dan para pejabat keuangan
untuk menciptakan “pasar khusus” bagi para “pelanggan” yang menuntut peralihan
radikal seluruh portofolio perusahaan menuju produk yang sangat
terdiferensiasi. Kejelian, kecermatan, dan integritas serupa juga tampak pada
resep-resep manajemen lainnya.
Namun, layaknya pepatah, tiada gading yang tak retak. Tidak
ada hal yang sempurna dalam kehidupan fana. Anda mungkin akan menemukan
kesulitan untuk melakukan semua
resep-resep yang ada secara bersamaan. Apalagi, pada saat yang bersamaan,
ternyata para kompetitor di luar sana telah lebih cepat mengembangkan ide-ide
liarnya. Namun jangan kecil hati, penilaian dan pemikiran Anda mengenai situasi
kompetitif akan lebih berperan sebagai pemandu titik awal. Dan tentu saja,
berbagai bagian organisasi bisa bekerja dengan intensitas yang berbeda pada
ide-ide yang juga berbeda.
batik.imtelkom.ac.id
batik.imtelkom.ac.id
0 comments:
Post a Comment